Hujan Meteor Orionid dan Bintang Paling Terang
| Jumat, 21 Oktober 2011 | 06:23 WIB
cambriansky Ilustrasi: Meteor
KOMPAS.com — Puncak hujan meteor Orionid, seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan mencapai puncak pada 21-22 Oktober. Hujan meteor Orionid kali ini akan cukup ramai sebab selain hujan meteor itu sendiri, banyak obyek yang akan terlihat, mulai dari rasi bintang, bintang paling terang, hingga bintang tujuh bidadari.
Tahun ini, puncak hujan meteor Orionids akan terjadi malam ini. "Waktu terbaik untuk pengamatan adalah setelah pukul 22.00 hingga menjelang pukul 01.00 dini hari. Karena setelah pukul 01.00 dini hari Bulan akan muncul di timur sehingga cahayanya mengganggu," kata Mutoha Arkanuddin dari komunitas Jogja Astro Club.
Seperti diketahui, pengamatan benda langit membutuhkan kondisi langit gelap. Semakin terang langit oleh cahaya Bulan atau polusi cahaya akibat penerangan di lingkungan sekitar, potensi untuk melihat benda langit semakin kecil.
Mutoha mengatakan, "Hujan meteor Orionid ini memang bukan yang mayor. Mungkin kita hanya bisa melihat 15-20 meteor per jam. Apalagi kali ini ada cahaya Bulan yang mengganggu, mungkin kita bisa hanye melihat kurang dari 15 meteor."
Namun tak perlu kecewa, Anda masih bisa berharap melihat bola api, meteor yang tampak cukup besar dan terang. Meskipun tak dapat dipastikan berapa jumlah yang bisa dilihat, bisa diperkirakan bahwa waktu paling pas untuk menantinya adalah saat Bulan belum bersinar terang.
"Di samping hujan meteor, kita juga bisa melihat Jupiter yang akan oposisi pada 29 Oktober nanti dengan mata telanjang. Rasi Orion itu sendiri juga bisa terlihat, ini menarik sebab rasi ini juga menandai mulainya musim hujan," tutur Mutoha. Selain itu, ada rasi Canis Mayoris. "Di sana kita bisa melihat bintang paling terang, Sirius. Lalu kita juga bisa melihat bintang tujuh bidadari. Jadi memang ada banyak yang bisa kita lihat nanti," tambahnya.
Hujan meteor Orionid tiap tahunnya memuncak pada Bulan Oktober. Hujan meteor ini terjadi sebab debu sisa komet Halley memasuki atmosfer Bumi dan terbakar. Hujan meteor ini dinamai Orionid sebab meteor seolah-olah datang dari rasi bintang Orion. Untuk bisa melihat, observer tinggal mengarahkan mata ke timur. Selain itu, untuk mengamati dengan nyaman perlu di lokasi dengan langit segelap mungkin untuk bisa maksimal dalam pengamatan. Jogja Astro Club sendiri akan menggelar pengamatan di pantai Parangkusumo, Parangtritis, Yogyakarta.
Comments
Posting Komentar